- Published on
[TIKTOK ADS] Scale Out BERHASIL di Saya. Scale up Selalu Gagal!
Introduction
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, teman-teman! Dalam artikel kali ini, saya ingin berbagi pengalaman saya seputar iklan TikTok yang saya dokumentasikan di kanal YouTube saya. Di dalamnya, saya mencatat berbagai pengalaman, termasuk kegagalan yang saya alami. Jika Anda juga sedang menjajaki iklan TikTok, mungkin Anda akan menemukan wawasan yang bermanfaat dari penjelasan saya berikut ini.
Memahami Iklan TikTok
Iklan merupakan proses yang sangat sering melibatkan eksperimen dan pengujian. Dalam pengalaman saya, beriklan bak menebak, dan saya mengumpulkan nilai dari jebakan yang ada. Beberapa orang hebat seperti Neil Patel selalu menekankan pentingnya pengujian sebelum meluncurkan kampanye produk.
Scale Out vs. Scale Up
Dalam konteks iklan, ada dua strategi yang umum dilakukan: scale out dan scale up.
- Scale Out: Ini adalah metode di mana kita meluncurkan iklan baru dengan pengaturan yang sedikit berbeda dari yang sudah ada. Misalnya, jika Anda meluncurkan iklan video, Anda dapat menduplikasi iklan tersebut ke dalam tiga, empat, atau lima grup iklan dengan variasi pengaturan.
- Scale Up: Ini melibatkan peningkatan anggaran untuk kampanye yang sama. Misalnya, jika sebelumnya Anda menghabiskan 1 juta, Anda bisa menambahkannya menjadi 2 juta untuk kampanye yang sama tanpa menduplikasi.
Dalam pengamatan saya, scale out jauh lebih menguntungkan dibanding scale up. Meskipun hasilnya tidak selalu menjanjikan, saat saya menerapkan scale out, performa kampanye saya cenderung lebih baik.
Pengalaman Pribadi Saya
Sejak saya mulai beriklan, saya telah membuat beberapa akun iklan dan mengamati karakteristik masing-masing akun. Saya menggunakan Video Shopping Ads (VSA) dan sering kali menemui fase pembelajaran (learning phase) di mana kinerja iklan saya mulai stabil setelah melewati berbagai penurunan.
Hal yang menarik adalah meskipun saya mengalami banyak penurunan dalam performa, saya belajar untuk memotong iklan sebelum penurunan terjadi. Setiap kali saya mendapatkan hasil baik, saya segera melakukan scale out. Dalam kurun waktu dari 28 Februari hingga 6 April, saya berhasil meluncurkan dan membuat banyak grup iklan yang membuahkan hasil.
Kesimpulan dan Harapan
Pendekatan scale out memberi saya hasil yang lebih baik dalam pengalaman beriklan di TikTok. Meskipun setiap akun memiliki karakteristik berbeda, eksperimen dan pengujian adalah kunci untuk menemukan iklan yang sukses. Semoga wawasan ini bermanfaat bagi Anda. Jangan lupa untuk subscribe!
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Keyword
- TikTok Ads
- Scale Out
- Scale Up
- Pengujian
- Video Shopping Ads
- Fase Pembelajaran
- Performa Iklan
- Kampanye
FAQ
1. Apa itu scale out dalam iklan TikTok? Scale out adalah strategi dimana kita menduplikasi iklan dengan pengaturan sedikit berbeda untuk menjangkau audiens lebih luas.
2. Apa itu scale up dalam konteks iklan? Scale up adalah meningkatkan anggaran untuk kampanye yang sama tanpa melakukan duplikasi iklan.
3. Mengapa scale out lebih menguntungkan daripada scale up? Scale out memberi peluang untuk bereksperimen dengan pengaturan yang berbeda, sedangkan scale up sering kali hanya meningkatkan anggaran tanpa mencari variasi baru.
4. Apa yang dimaksud dengan fase pembelajaran dalam iklan? Fase pembelajaran adalah periode di mana iklan sedang beradaptasi dan menemukan kinerja terbaiknya sebelum stabil.
5. Bagaimana cara mengetahui kapan harus menghentikan iklan? Umumnya, perlu untuk memotong iklan sebelum penurunan performa terjadi, berdasarkan pengamatan hasil dari kampanye sebelumnya.